Selasa, 16 Februari 2016

Kubu Raya kembali liburkan sekolah akibat kabut asap

Kubu Raya kembali liburkan sekolah akibat kabut asap


Sejumlah pengendara melintasi jalan yang diselimuti kabut asap di Jalan Tanjung Raya, Pontianak, Kalbar, Rabu (16/9/15). (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)


Sungai Raya, Kalbar (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, kembali meliburkan sekolah dari tingkat PAUD hingga SMA sampai Rabu mendatang karena kabut asap masih pekat dan dikhawatirkan membahayakan kesehatan.

"Saat ini, kondisi asap semakin tebal di beberapa daerah, semua pelajar yang baru sampai di sekolah kembali diliburkan, hingga Rabu mendatang. Jadi mulai besok, kami diliburkan hingga hari Rabu mendatang dan masuk kembali pada hari Kamis," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kubu Raya H. Anruardi, di Sungai Raya, Senin.

Dia menjelaskan, Pemerintah Kubu Raya mengeluarkan keputusan tersebut berdasarkan surat edaran Bupati Kubu Raya H Rusman Ali kepada seluruh sekolah. 

"Ini tahap kedua, sampai Kamis depan baru masuk, dimana ini dilakukan berdasarkan edaran Pemda (Bupati) melalui Kadis dan di teruskan ke Camat UPT Pendidikan, hingga ke wali murid. Edaran tersebut, melarang anak-anak main di luar, karena ini berbahaya, udaranya untuk diisap," tuturnya.

Sementara Wakil Bupati Kubu Raya Hermanus, menyatakan, kabut asap pada hari ini, Senin (28/9), sudah masuk kategori sangat berbahaya sehingga siswa-siswa dipulangkan lebih awal. 

"Sekolah kita liburkan hingga hari Rabu dan Kamis (31/9) mulai masuk kembali sekolah seperti biasa. Jika asap semakin menjadi, pihak pemerintah akan kembali meliburkan sekolah," katanya.

Dia menjelaskan, asap yang menyelimuti Kubu Raya saat ini merupakan asap pembakaran lahan warga yang berada di wilayah Kubu Raya dan sekitarnya. Dengan kondisi udara yang dapat membahayakan kesehatan ini, Pemkab Kubu Raya menginstruksikan supaya kegiatan belajar dialihkan ke rumah masing-masing.

Kendati kegiatan belajar mengajar diliburkan, Hermanus meminta para siswa tidak melakukan aktivitas di luar rumah jika tidak ada keperluan.

"Kalaupun harus keluar rumah, gunakan masker sebab diliburkannya aktivitas sekolah guna menghindari dampak buruk dari kabut asap," katanya.

Berkaitan dengan kabut asap ini, lanjut Hermanus, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait, baik Dinas Kehutanan, Manggala Agni maupun Dinas terkait lainnya. 

"Tanggal 21 lalu, kami sudah melaksanakan rapat koordinasi. Memang dalam hasil rapat, kami ada kekurangan, namun kita tetap berupaya agar asap ini bisa dikurangi," katanya.
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2015
Sumber:

Kuburaya dan Sekitarnya Waspada DBD



Berita Pontianak-Diskes Kubu Raya bentuk Juru Pemantau Jentik (Jumantik) di Sekolah. Langkah tersebut merupakan upaya dari diskes sebagai antisipasi untuk menekan kasus Demam Berdarah di Kubu Raya.

Kepala Dinas Kesehatan Berli Hamdani menilai penanggulangan kasus demam berdarah harus bersifat komprehensif dan harus melibatkan semua pihak. Alasan kenapa kita memilih sekolah dengan melibatkan siswa kerena pembangunan kesehatan juga penting untuk dilakukan melalui warga sekolah.

"Siswa merupakan kelompok usia yang memiliki kecendrungan aktif dalam pergaulan. Sehingga pesan-pesan pembangunan kesehatan di sekolah akan mudah tersampaikan," ujarnya saat menjadi pembina pada apel kesiapsiagaan DBD di SMAN 1 Sungai Raya, Senin (11/1/2016).

Dirinya mengatakan untuk kasus DBD di Kubu Raya pada tahun sepanjang tahun 2015 cendrung mengalami penurunan kasus. Tercatat hanya terdapat 123 kasus DBD dengan korban meninggal sebanyak tiga orang. Sementara pada tahun 2014 lalu tercatat 603 kasus dengan 9 orang meninggal.

"Untuk korban meninggal sendiri masih menjadi keprihatinan bagi kita. Pada tahun ini masuknya kita pada kondisi cuaca pancaroba waktu dimana kasus DBD akan rentan terjadi," ujarnya.

Selain langkah preventif, dengan membentuk Jumantik di sekolah. Kita juga telah menyiapkan bubuk abate sebanyak 5 ton melalui APBD. Selain itu kita juga telah menyiapkan pengajuan bubuk abete ke Kemenkes sebanyak 30 ton.

"Akan tetapi untuk pemenuhannya dari Kemenkes akan disesuaikan dengan ketersedian dari Kemenkes sendiri," katanya.
Sumber:
http://www.beritapontianak.xyz/2016/01/kuburaya-dan-sekitarnya-waspada-dbd.html

MASIH KURANGNYA TENAGA KERJA BIDANG KESEHATAN di KUBU RAYA

Sungai Raya –  Kurangnya tenaga untuk kesehatan di Kubu Raya hal ini diakui oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten kubu Raya Berli Hamdani, terutama di pos pelayanan kesehatan di pesisir Kecamatan Teluk Pakedai, Batu Ampar, Kubu dan Terentang.

Pihaknya sudah mengajukan permohonan pemunuhan kebutuhan ketenaga kesehatan melalui Program Nusantara Sehat dari kementrian Kesehatan RI khusus untuk di wilayah terpencil dan pesisir.

“Kemenkes RI pada awal tahun 2016 akan meluncuran program kesehatan, dari program tersebut nantinya akan menurunkan tenaga kesehatan yang meliputi perawat, bidan dan dokter di daerah terpencil dan sangat terpencil,”, Ungkap Kepala Dinas Berli Hamdani, Minggu (3/1).

Selain perawat, bidan dan dokter juga ada tenaga dari kesehatan masyarakat Kesehatan Lingkungan, dan Ahli Gizi dengan masa penugasan dua tahun di daerah terpencil.

“proses perekrutan, penugasan hingga penggajiannya kita masih menuggu dari Kemenkes RI sebab di Kabupaten Kubu Raya hanya langusng memperdayakannya saja,” Ungkapnya.

Sumber:

Cegah Kaki Gajah Kubu Raya

DARI 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat hingga saat ini Kubu Raya termasuk daerah yang sangat endemik kaki gajah, lantaran hingga sekarang sudah ditemukan sekitar 57 kasus kaki gajah di kabupaten termuda di Kalimantan Barat ini.  
Untuk mengatasi persoalan kaki gajah tersebut mulai 2 hingga 22 Desember Dinas Kesehatan Kubu Raya bekerjasama dengan PT. Pertamina Persero dan PT. Sekti Aji Migunani menyelenggaran Pelatihan Kader Kesehatan Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filaria Kabupaten Kubu Raya yang dipusatkan di Gedung Pertemuan Umum Sungai Durian.

Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, Berli Hamdani mengatakan selama  ini kader kesehatan lebih sering menjadi pelaksana kegiatan saja, bukan pengelola. Kengelola artinya bukan hanya melaksanakan kegiatan saja, namun juga merencanakan kegiatan dan mengaturnya.
“Kedepan saya berharap sebaiknya kader kesehatan mampu menjadi pengelola program-program kesehatan diwilayahnya. Karena merekalah yang paling memahami kondisi kebutuhan wilayahnya,” kata Berli Hamdani saat membuka Pelatihan Kader Kesehatan Pelaksanaan Pemberian Obat Pencegahan Massal (POPM) Filaria yang dipusatkan di Gedung Pertemuan Umum Sungai Durian, Rabu (2/12).
Untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan masyarakat, berbagai upaya telah dilakukan seperti dengan memanfaatkan potensi sumber daya yang ada termasuk di masyarakat. Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat seperti Pos Pelayanan Terpadu, Pondok bersalin desa, dan desa siaga.Dalam dimensi kesehatan pemberdayaan merupakan proses yang dilakukan oleh
masyarakat untuk memperbaiki kondisi lingkungan, sanitasi dan aspek lainnya yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh dalam kesehatan masyarakat. “Karena semua peserta yang berasal dari masyarakat sekitar ini akan menjadi kader kesehatan, khususnya kader pemberi obat pencegahan massal filaria maka warga yang terlibat menjadi kader kesehatan ini harus tahu apa yang harus dilakukan dalam kegiatan tersebut,” paparnya.Selain di Kecamatan Sungai Raya, kegiatan serupa juga akan dilakukan di delapan keacamatan lainnya, seperti Terentang, Teluk Pakedai, Kubu, Sungai Kakap, Sungai  Ambawang, Rasau Jaya, Kuala Mandor B dan Batu Ampar
Berli mengatakan keberhasilan gerakan POPM filaria ini akan berhasil dengan sumbangsih para kader kesehatan dalam menggerakkan masyarakat untuk berpartisiaspi aktif dalam POPM filaria.Kader juga diharapkan bisa menjadi tokoh kunci poengerakan masyarakat dalam bulan eliminasi kaki gajah di Kubu Raya adalah kader kesehatan yang memahami apa itu penyakit kaki gajah dan cara pencegahannya secara menyeluiruh.
“Dengan demikian kader kesehatan dapat memberikan penyuluhan pada masyarakat disekililingnya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit kaki gajah secara menyeluruh dan membangun kesadaran masyarakat agar tergerak mengikuti POPM filaria dan pada akhirnya diharapkan berdampak pada terbebasnya Kubu Raya dari endemik kaki gajah,” pungkasnya. (ash)
Sumber: